MOJOKERTO, Kamis, 19 Februari 2009 | 08:47 WIB Batu bata kuno peninggalan Kerajaan Majapahit yang belum ada dalam catatan penelitian ditemukan warga di situs Trowulan, Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur. Batu bata kuno yang merupakan bagian dari sumur kuno itu berbentuk trapesium yang bawahnya berukuran 25 sentimeter, sisi atas 12 cm, dua sisi miring ukuran 20 cm, dan tebal 10 cm. Batu bata kuno itu ditemukan seorang warga bernama Dikin (45) saat hendak menggali tanah untuk membuat batu bata. Sebetulnya batu bata itu ditemukan pada tahun 2007, tetapi tidak ada yang mengetahui batu tersebut. Akibatnya, batu bata kuno itu diletakkan begitu saja hingga Rabu (18/2). Menurut sejumlah warga, batu bata kuno itu sudah dilaporkan ke Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jatim, tetapi belum ada tanggapan. Lokasi batu bata kuno itu sekitar 300 meter sebelah utara bangunan kuno berupa candi pemujaan yang ditemukan warga bernama Pairin (68) pada 28 Oktober 2008. Batu bata kuno tersebut merupakan bagian dari sebuah sumur kuno berbentuk persegi panjang berukuran 1,5 meter x 1 meter. Arkeolog Prof Dr Mundardjito saat dihubungi kemarin membenarkan bahwa batu bata kuno tersebut memang belum pernah dicatatkan atau ditemukan dalam khazanah penelitian arkeologis di Tanah Air. ”Sepanjang saya melakukan penelitian, saya belum tahu yang begitu,” katanya. Namun, kata Mundardjito, ia belum dapat menyimpulkan bagian dari struktur bangunan apakah batu bata kuno berbentuk tak lazim itu sebab masih diperlukan penelitian lebih detail. Belum tercatat Berdasarkan catatan Kompas, Penelitian Arkeologi Terpadu Indonesia (PATI) I pada Agustus tahun lalu di situs Trowulan juga belum mencatatkan temuan batu bata kuno bentuk trapesium dengan ukuran tersebut. Didik Suhariadi, warga sekitar yang juga salah satu juru kunci candi pemujaan di Dusun Watesumpak itu, menyebutkan, selain satu sumur kuno berbentuk persegi panjang dengan batu bata berbentuk trapesium, ada pula enam sumur kuno lainnya. Pelaksana Tugas BP3 Jatim Aris Soviyani, yang dikonfirmasi soal temuan tersebut, enggan berkomentar. Aris yang juga menjabat sebagai Kepala Pusat Informasi Majapahit menyerahkan jawaban tersebut kepada Ketua Tim Evaluasi pembangunan Taman Majapahit Prof Dr Mundardjito. Laporan wartawan Ingki Rinaldi
|